Pengguna GNU/Linux yang rajin belajar pada akhirnya akan sering menemukan tiga nama ini akhir-akhir ini: Snappy, Flatpak, dan AppImage. Sebagai contoh, pengguna Ubuntu akan menemukannya dibahas di Berita; pengguna Fedora menemukannya dibahas di Magazine, dan pengguna openSUSE akan menemukannya di publikasi konferensi 2017. Bagi orang awam, ketiga nama ini asing, maka perlu diperkenalkan dengan cara yang mudah. Petunjuk dari saya, ketiga nama ini adalah nama teknologi untuk memudahkan manusia memasang program di sistem operasi GNU/Linux secara universal.
Snappy
Snap, Snaps, Snappy, Snapcraft.io, atau ringkasnya mari disebut Snappy saja ialah metode instalasi program terbaru yang dibuat oleh Canonical (perusahaan pengembang Ubuntu). Dengan Snappy, semua distro GNU/Linux yang berbeda-beda bisa memasang program apa saja dari satu sumber yang sama dengan perintah atau antarmuka yang sama juga (mari kita sebut “universal”). Syaratnya, pada distro yang Anda pakai, harus ada program snapd terpasang dan Anda bisa menyambung ke https://snapcraft.io selaku repositorinya.
Distro yang sudah otomatis mendukung Snappy ialah Ubuntu. Distro lain butuh pemasangan dahulu.
Cara pengguna memperoleh software: pastikan snapd ada di sistem operasi, gunakan perintah snap, unduh programnya dari snapcraft.io dan pasang ke sistem.
Flatpak
Flatpak, Flatpaks, xdg-apps, atau ringkasnya mari disebut Flatpak saja ialah metode instalasi program terbaru yang dibuat oleh GNOME Project bersama Fedora Project. Dengan Flatpak, semua distro GNU/Linux yang berbeda-beda bisa memasang program apa saja dari satu sumber yang sama dengan perintah atau antarmuka yang sama juga (lagi-lagi perlu disebut “universal”). Syaratnya, pada distro yang Anda pakai, harus ada program flatpak terpasang disertai “runtime” (kumpulan dependensi dasar yang dibutuhkan) dan Anda bisa menyambung ke https://flathub.org selaku repositorinya.
Distro yang sudah otomatis mendukung Flatpak ialah Fedora, Mint, EndlessOS, CentOS 7 GNOME, deepin. Distro lain butuh pemasangan dulu.
Cara pengguna memperoleh software: pastikan flatpak ada di sistem operasi, gunakan perintah flatpak, unduh programnya beserta “runtime” dari flathub.org dan pasang ke sistem.
AppImage
AppImage, AppImages, dulu disebut PortableLinuxApps, atau kita sebut AppImage saja ialah metode instalasi program yang dibuat oleh individu bernama probono (nama aslinya Simon Peter) dari Jerman. AppImage inilah yang diniatkan untuk disandingkan di samping unduhan Windows (.exe) dan Mac OS X (.dmg) yaitu GNU/Linux (.appimage). Dengan AppImage, tiap-tiap pengguna GNU/Linux distro apa saja (sekali lagi, “universal”) mengambil program secara tradisional yaitu dari website resmi tiap-tiap program itu dalam format .appimage kemudian menjalankannya dengan klik-ganda di sistem operasinya. AppImage itu sendiri portabel maka tidak dibutuhkan root maupun instalasi ke dalam sistem. Tidak ada syarat, tidak ada perintah, tidak ada program yang mesti diinstal sebelumnya.
Distro yang sudah otomatis bisa menjalankan AppImage ialah semua distro.
Cara pengguna memperoleh software: tradisional, pengguna mengunduh program dari website tiap-tiap program lalu memberinya hak eksekusi dan menjalankannya.
Bagaimana Untuk Pengembang Hulu?
Apakah Anda pengembang perangkat lunak bebas yang publik yang semacam LibreOffice atau Geany? Dengan kata lain, apakah Anda pengembang hulu (upstream)? Bila iya, apa pun karya Anda, demikian singkatnya perbedaannya:
- Snappy: [bisa online (CI), bisa offline] pengembang membangun kode sumber program buatannya dengan program snapcraft kemudian mengunggah hasilnya ke snapcraft.io
- Flatpak: [bisa online (CI), bisa offline] pengembang membangun kode sumber program buatannya dengan program flatpak-builder kemudian mengunggah hasilnya ke flathub.org
- AppImage: [bisa online (CI), bisa offline] pengembang membangun kode sumber program buatannya dengan program appimagekit kemudian menyediakan unduhan .appimage di situs resminya masing-masing
Catatan
Yang mana dari ketiganya yang aman bagi Free Software Movement? Yaitu, lebih memungkinkan bersih dari perangkat lunak tidak bebas (“proprietary software”) dan dipergunakan oleh proyek Free Software sungguhan? Asumsikan tidak ada masalah perlisensian antara ketiganya. Jawaban saya AppImage. Alasan saya karena sifat terdistribusi (tidak tersentralisasi) dan ketiadaan syarat di sisi pengguna memberi pengembang kendali penuh agar tidak mencampuradukkan karyanya bersama perangkat lunak tidak bebas. Buktinya proyek LibreOffice, Krita, dan Kdenlive, tiga contoh proyek Free Software besar, telah menyediakan versi resmi mereka dalam AppImage. Kontras dengan itu, Anda bisa lihat betapa Snapcraft.io dan Flathub campur aduk dengan perangkat lunak tidak bebas; pemula akan sangat sulit membedakannya.